Minggu, 26 April 2015

Shikamaru Hiden: A Cloud Drifting in Silent Darkness Chapter 2 [Translation Indonesia and English]

 シカマル秘伝 闇の黙に浮ぶ雲 Shikamaru Hiden: Yami no Shijima ni Ukabu Kumo (Shikamaru Hiden: A Cloud Drifting in Silent Darkness) ● Dalam Bab 2: The Land Of Silence

Shikamaru Hiden, Chapter 2
 

-Kepada Hokage Keenam,
 

Tidak ada waktu lagi, jadi aku persingkat saja.
 

Investigasi yang kami lakukan atas dasar kekhawatiran anda telah selesai kami lakukan sesuai tingkat yang anda spesifikasikan. Namun tak ada satupun dari 10 rekanku yang kembali, dan aku hanya tinggal sendiri.
 

Aku tak tau apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Namun tak salah lagi, musuh sudah menyadari keberadaan kami.
 

Aku akan langsung masuk ke pokok permasalahan.
 

Konflik internal di negara ini sudah jauh, sangat jauh lebih buruk dari yang anda perkirakan. Jika kita membiarkan keadaan seperti ini, maka Persatuan Shinobi akan berada dalam bahaya. Tidak, pada kenyataannya, aku percaya bahwa sudut pandang dunia akan berubah.
 

Ada seorang pria yang membentuk negara ini.
 

Namanya adalah Gengo.
 

Negara ini ada karena Gengo, dan Gengo ada karena negara ini.
 

Tidaklah berlebihan jika disimpulkan bahwa seluruh negara ini ada untuk kepentingan Gengo.
 

'Peningkatan'. Itu adalah kata yang paling cocok untuk menggambarkan Gengo.
 

Gengo akan menjadi seseorang yang akan mengubah dunia.
 

Aku tak yakin apakah aku tak ingin dunia untuk berubah.
 

Makhluk yang disebut Shinobi tidak benar-benar dikaruniai anugrah, iya kan?
Karena kita menanggung beban, maka kita adalah shinobi.
 

Tapi apakah itu benar-benar merupakan hal yang baik?
 

Tuan Hokage.
 

Tidak, Kakashi-san.
 

AKU TIDAK MENGENAL SIAPA DIRIKU LAGI
Shikamaru mendongakkan kepalanya setelah membaca pesan dari Sai, menghembuskan nafas kecil.
 

Kakashi duduk di meja kerjanya, sikunya menopang pada permukaan meja. Ia mengenakan topi yang harus digunakan seluruh Hokage dalam setiap pertemuan resmi. Topi itu tampak membebani rambutnya yang telah memanjang beberapa tahun belakangan ini. Setiap bagian wajah di bawah hidungnya tersembunyi dibalik maskernya seperti biasa.
 

Ia menopang rahangnya dengan kedua tangan, menunggu reaksi Shikamaru dalam diam.
 

"Apa yang kau pikirkan?" ia bertanya dengan suara yang sangat jelas.
 

Tidak ada orang lain selain mereka di dalam kantor Hokage.
 

"Aku berpikir... Kenapa Sai lebih memilih untuk mengirimkan pesannya daripada kembali kesini?"
 

"Itu adalah hal yang perlu dipertanyakan."
 

Kakashi melepaskan topangan dagunya, bersandar sambil berpikir. 

Mendongak ke arah langit-langit, ia menghembuskan nafas yang lebih besar dan keras dari yang dilakukan Shikamaru sebelumnya.
 

"Dan tampaknya, jika dilihat dari pesan itu, semua anggota tim kecuali Sai telah jatuh ke tangan musuh dan dibunuh, benar kah?"
 

"Tampaknya seperti itu."
 

"Sai memimpin tim beranggotakan sepuluh Anbu paling terlatih. Aku pikir tidak mungkin satupun dari mereka melakukan ha; konyol yang akan mengekspos keberadaan mereka terhadap musuh. Jadi tampaknya musuh juga sangat ahli dan terlatih."
 

"Ya..." sambil berbicara, Kakashi memutar kursinya perlahan. Ia memutar kursinya sekali, sehingga Shikamaru menghadap bagian belakang kursinya, sebelum kemudian berbalik lagi. Kakashi adalah pria yang selalu menurunkan bahunya meskipun dalam keadaan yang paling serius.
 

Normalnya, ketika seseorang dihadapi situasi seperti ini, tubuhnya akan membeku bersama dengan pikirannya. Kakashi memiliki maksud untuk tampak tenang agar pikirannya tidak membeku. Ia telah belajar untuk menjaga pergerakan tubuhnya selama bertahun-tahun menjadi shinobi yang sudah melihat begitu banyak kejadian mengejutkan dan pembunuhan yang mengerikan.
 

Shikamaru melihat ke arah Kakashi dengan ekspresi gelisah di wajahnya. Ia membuka mulutnya untuk berbicara.
 

"Saat Sai menyadari bahwa ia telah kehilangan seluruh rekannya, hanya ada satu hal yang dapat ia lakukan."
 

“Melarikan diri, bukan?"

 kata Kakashi, masih memandang langit-langit.
 

"Ya."
 

Kakashi mengangguk kepada jawaban Shikamaru. Meskipun ia harusnya melihat langsung ke arah Shikamaru, ia masih juga memandang ke arah langit-langit.
 

"Dan ia lebih memilih pesan seperti ini daripada kembali ke desa untuk memberi laporan langsung kepadamu, Tuan Ho-"
 

"Berapa kali aku bilang padamu kalau Kakashi-san saja sudah cukup?" ucap Kakashi, akhirnya menatap ke arah Shikamaru. "Sejak kapan kau menjadi sangat kaku? Akan lebih baik jika kau bersikap santai seperti biasa."
 

"Aku takkan menetap menjadi anak-anak selamanya."
 

"Bahkan sekarang, Naruto tetap bersikap seperti anak-anak."
 

"Naruto adalah Naruto."
 

"Oh, begitu ya..."
 

Entah mengapa tatapan sedih tampak di mata Kakashi. Ia membentangkan gulungan Sai di mejanya, membaca ulang pesan itu.
 

Sai dapat mengubah tulisannya menjadi makhluk yang dilukis menggunakan tinta dan mengirimnya ke tempat yang jauh, dimana makhluk tinta itu dapat berubah kembali menjadi tulisan jika berkontak dengan gulungan kosong. Elang yang Shikamaru lihat di atap tadi adalah bentukan makhluk tinta dari tulisan Sai yang ia lihat sekarang.
 

"Situasinya jauh lebih buruk yang aku kira, huh..."
 

"Kedengarannya masuk akal jika kita katakan bahwa shinobi yang menghilang saat perang, begitu pula yang menghilang belakangan ini, ada di negara itu."
 

"Tampaknya itu adalah yang Sai maksud."
 

"Negara Shijima..." (Negeri Sunyi).
 

Seluruh masalah menjadi semakin besar sejak dua tahun lalu..
 

Banyak nyawa yang terenggut selama Perang Dunia Shinobi yang dimulai oleh Uchiha Madara dan Uchiha Obito. Dihadapi dengan kekuatan yang mengerikan di luar dari kategori manusia, shinobi dari Lima Negara Besar Ninja mengumpulkan kekuatan mereka dan berjuang bersama. Akhirnya, orang yang memanipulasi Madara, Ootsutsuki Kaguya, dapat dikalahkan dan perang berakhir.
 

Saat seluruh desa memasuki periode pemulihan kedamaian dari perang, mengumpulkan detail dan menentukan siapa yang terbunuh dan siapa yang hilang dalam pertempuran adalah hal yang penting. Perang yang lalu merupakan pertempuran yang sengit yang bahkan dapat menghancurkan tanah benua. Jika jenazah korban perang dapat ditemukan, maka itu dapat disebut sebagai keajaiban.
 

Dibanding dengan jumlah shinobi yang telah diketahui gugur dalam perang, jumlah shinobi yang tidak diketahui keadaannya jauh lebih besar.
Kelima Negara Besar Shinobi telah kehilangan kurang lebih 10,000 shinobi…
10,000 shinobi merupakan korban Perang Dunia Ninja ke-4.
 

Musuh-musuh mereka telah dilenyapkan dari muka bumi. Banyak yang mengatakan bahwa sebuah keberuntungan yang sangat besar bagi mereka untuk dapat mengakhiri perang dengan ‘jumlah kehilangan yang hanya sejumlah ini’.
 

Tapi bukan begitu cara Shikamaru memandang masalah ini.
Bahkan kehilangan satu orang bisa dianggap sebagai kehilangan yang terlalu besar.
 

Pada perang yang lalu, ia telah kehilangan temannya, Hyuuga Neji. Shikamaru tidak berpikir bahwa rasa sakit dari kehilangan Neji hanyalah satu dari sepuluh ribu. Rasa sakit yang sama seperti kehilangan Hyuuga Neji pasti juga dirasakan pada setiap korban yang lain.
 

Pada kematian seseorang, ada sebuah emosi yang kau tak bisa pisahkan dari dirimu dengan hanya menyebut mereka sebagai “sebuah pengorbanan”.
Karena alasan itu…
 

Karena alasan itu perang harus tak boleh terjadi lagi.
 

“Aku bertanya-tanya berapa banyak jumlah shinobi yang menghilang ke Negeri Sunyi..”

 Kakashi menggumamkan pertanyaan yang sama yang melintas di pikiran Shikamaru.
 

Tepat seperti yang Kakashi katakan. Diantara seluruh shinobi yang hilang dalam perang, pasti ada sebagian kecil yang masih hidup namun berada di luar jangkauan.
 

Markas Besar Persatuan Shinobi yang pertama kali menyadarinya.
 

Sejak Markas Besar yang menangani permintaan untuk pertolongan dan semacamnya, mereka lah yang pertama kali menyadari berbagai keadaan. Salah satu masalah mulai muncul sekitar satu tahun lalu.
 

Permintaan pengiriman shinobi merosot tajam.
 

Sejak Lima Negara Besar Ninja memutuskan untuk membentuk Persatuan, jarang sekali terjadi perseteruan antar Daimyo di luar Negara kekuasaannya. Sehingga sangatlah wajar jika permintaan untuk misi berbahaya seperti misi peringkat A atau peringkat B menurun.
 

Walaupun begitu, permasalahan belum selesai disini.
 

Bahkan permintaan misi yang relatif mudah seperti peringkat C dan peringkat D juga merosot.
 

Shikamaru sudah mendengar masalah ini lebih dulu karena ia juga memiliki jabatan di markas besar. Namun sepertinya tak ada yang dapat mereka lakukan untuk mengatasi penurunan permintaan misi. Persatuan Shinobi menyatakan bahwa hal itu adalah perubahan singkat seiring waktu, dan menutup permasalahan ini.
 

Bagaimana pun, ada seorang pria yang menyatakan bahwa ia mampu menyelesaikan masalah penurunan permintaan misi, begitu pula dengan salah satu masalah yang muncul sejak akhir perang.
 

Pria itu adalah Kakashi.
 

Masalah lain yang berniat Kakashi selesaikan adalah : kasus hilangnya para ninja dari Lima Negara Besar Ninja yang terjadi selama satu tahun belakangan.
 

Sejak sekitar satu tahun lalu, setiap desa kehilangan seorang ninja setiap bulannya. Itu artinya sudah 12 ninja yang hilang dari setiap desa hingga saat ini. Kelima desa memiliki total 60 shinobi yang hilang. Terlebih lagi, mereka adalah shinobi pria yang masih muda dan lajang.
 

Meninggalkan desa adalah sebuah kejahatan yang serius. Tentu saja, setiap desa mengirim orang-orangnya untuk mengejar para pembelot tersebut, namun, tak satupun yang ditemukan.
 

“Aku rasa aku telah melakukan hal yang salah dengan meminta Sai untuk melanjutkan investigasinya ketika ia meminta mundur.” Ucap Kakashi. “Aku harusnya menariknya kembali dan mempersiapkan mentalnya sebelum mengirimnya ke Negeri Sunyi.”
 

“Menyesali hal itu sekarang tak akan mengubah apapun.”
 

“Itu benar.”
 

Sai, yang dikirim untuk melakukan investigasi kasus hilangnya para ninja, telah mengirimkan pemberitahuan bahwa ia menemukan hal yang mencurigakan sekitar satu bulan lalu. Kakashi yang percaya bahwa hilangnya para ninja dan kasus penurunan misi saling berhubungan, memerintahkan Sai untuk meneruskan investigasinya dan mengirimkannya Anbu sebagai back up.
Kecurigaan yang Sai temukan adalah Negeri Sunyi.
 

Negeri Sunyi dapat ditemukan jauh di sebelah barat benua yang berseberangan dengan Lima Negara Besar Shinobi dan negara-negara disekitar mereka.
 

Negeri itu adalah negara yang belum pernah memiliki kontak dengan desa-desa shinobi—atau dengan negara asing lainnya. Itulah mengapa negara itu disebut “Negeri Sunyi” oleh pihak luar. Informasi yang diketahui tentang negara itu adalah bahwa negara itu merupakan negara dengan samurai yang menjaga warganya agar tetap berada pada jalurnya, dan seorang Daimyo yang menguasai dan mengatur para samurai. Walapun begitu, informasi lainnya masih merupakan misteri.
 

Dan bukan hanya itu saja permasalahan mereka. Ada juga masalah shinobi Konoha yang hilang saat perang.
 

Negeri Sunyi mengumpulkan shinobi yang hilang dalam pertempuran begitu juga dengan shinobi yang meninggalkan desa…
 

Untuk alasan apa?
 

Kakashi dapat melihat alasannya dengan jelas begitu pula dengan jawaban atas kasus penurunan permintaan misi di Persatuan Shinobi.
 

“Menurutmu apa yang terjadi pada Sai?” Kakashi bertanya.
 

“Ia masih hidup.”
 

“Baiklah, aku setuju dengan itu.”

 Bagian bawah masker Kakashi bergerak seakan ia tersenyum. 

“Ketika kau melihat pujiannya yang obsesif terhadap ‘Gengo’ pada pesannya ini…”

 Kakashi menyentuh tulisan yang halus dan rapi pada pesan Sai.
 

Mengetahui apa yang ia pikirkan, Shikamaru tetap berbicara.
 

“Ini bukan hal yang ingin kupercaya, tapi kita tidak dapat menghilangkan kemungkinan bahwa Sai telah ditangkap oleh pria yang disebut Gengo ini.”
 

“Bagaimanapun, Sai begitu murni…”
 

“Jika Sai masih hidup, kita tak mungkin tidak menyelamatkannya.”
 

“Itu benar…” 

mata kiri Kakashi yang memiliki luka tampak menggelap karena keputusasaan.
 

Shikamaru dapat mengatakan dengan tepat apa yang Kakashi akan katakan tanpa perlu mendengarnya dengan jelas.
 

Situasi ini memiliki skala yang lebih besar dan lebih penting daripada sekedar menyelamatkan seorang rekan.
 

Shikamaru sendiri yang memaksa dirinya untuk mengeluarkan kata-kata tersebut.
 

"Jika konflik internal Negeri Sunyi benar-benar seperti apa yang Sai laporkan, jika kejadian aneh terjadi di wilayah yang kau perkirakan, maka kita harus mengambil langkah sesegera mungkin."
 

"Aku tahu itu."
 

Shikamaru tak berhenti bicara.
 

"Sudah dua tahun sejak perang berakhir. Seluruh desa akhirnya telah mencapai kestabilannya, namun status negara keseluruhan masih terhitung setengah dari kekuatan yang seharusnya."
 

"Kita tidak mungkin dapat mencegah perang yang mungkin terjadi."
 

“Tepat sekali.”
 

Kakashi menghembuskan nafas lagi, kemudian berdiri dari kursinya. Ia melangkah mengitari mejanya yang terdapat tumpukan gulungan dan buku dan berdiri di sebelah Shikamaru.
 

“Tampaknya kau memiliki kesimpulan yang sama denganku." Ucap Kakashi.
 

“Ya.”
 

“Kalau begitu apakah kau mengerti apa yang aku pikirkan?"
 

“Kau ingin pergi dan melakukannya sendirian, iya kan?"
 

Kakashi memiliki banyak pengalaman selama masa mudanya sebagai Anbu. Ia yang paling menonjol diantara para Anbu, yang memiliki keahlian dalam misi keji, sebagai seorang prajurit yang kapabel.
 

Shikamaru dapat membaca pikiran itu dari wajahnya, kemudian menghembuskan nafasnya.
 

“Tuan Hokage, aku sangat mengerti perasaanmu, tapi kau juga harusnya tau kalau apa yang kau inginkan itu tidak akan terjadi."
 

“Heh. Kecepatan pemikiranmu itu hampir secepat jurus Minato-sensei, kau tahu itu?"
 

Shikamaru memberikan tatapan yang panjang sebagai jawabannya. Kakashi melanjutkan pembicaraannya untuk menghadapi keheningan Shikamaru.
 

“Ngomong-ngomong, menurut apa yang dikatakan Sai, pemimpin dibalik negara itu adalah seorang pria yang disebut Gengo."
 

“Ya.”
 

“Selama kita dapat melakukan sesuatu terhadapnya, maka tidak akan ada masalah yang lebih jauh."
 

“Itu seperti yang aku pikirkan."
 

“Kalau begitu…”
 

Dengan meletakkan tangannya di tengah punggungnya dan melakukan peregangan layaknya pria tua, Kakashi berkata, "Menurutmu siapa yang harus dikirim?"
 

“Aku akan pergi.”
 

“Huh?” mata Kakashi melebar. “Kau adalah perwakilan Konoha. Kau juga memiliki banyak tugas di Persatuan Shinobi. Kau tidak perlu pergi untuk misi pembunuhan pada saat seperti ini."
 

Pembunuhan…
 

Kakashi akhirnya merealisasikan hal itu dalam bentuk kata-kata. Pemikiran yang sedari tadi berada di kepala mereka kini telah dikeluarkan.
 

Jika Persatuan Shinobi dan Negeri Sunyi akhirnya berperang, maka persatuan yang telah memakan waktu lama untuk pembentukannya akan terganggu, dan kemungkinan akan pecah. Semua negara masih dalam keadaan lelah meskipun berada dalam masa pemulihan—tak ada seorangpun yang menginginkan perang.
 

Jika pesan dari Sai dapat dipercaya, maka membunuh 'Gengo' akan menjadi jalan yang palin cepat dan efektif untuk menghentikan Negeri Sunyi yang berusaha mengganggu perdamaian dunia yang sulit untuk dicapai.
 

“Kita harus menjaga ruang lingkup pihak yang tahu akan masalah ini agar menjadi sekecil mungkin.” Ucap Shikamaru.
 

“Namun kuberitahu kau, untuk melakukan misi ini…”
 

“Salah satu dari temanku telah ditangkap. Tolong izinkan aku pergi.”
 

Kakashi berhenti berbicara ketika ia melihat kebulatan tekad Shikamaru.
Seperti yang Kakashi katakan, tidak ada hal yang membuat Shikamaru perlu melaksanakan misi ini. Akan lebih baik jika mencari orang lain yang lebih kapabel dan mempercayakan hal ini pada mereka.
 

Namun, Shikamaru sendiri yang mengajukan dirinya.
 

Ia pun tak mengerti mengapa ia melakukannya.
 

 Tapi ia tak bisa hanya tinggal diam.

 [English]

Addressed to the Sixth Hokage,

There is not muchtime, so I must write briefly.

Our investigation intothe matter of your concern has been completed up to the degree you specified.However none of my 10 comrades have returned, and I have been left on my own.

I do not know if theyare dead or alive. However, I think that there’s no mistake the enemy hassensed us.

I will get straight to the point.

The internal affairs of this country are far, far worse than you had feared them to be. If we leave it be, then the Shinobi Union is going to end up in a predicament. No, in fact, I believe that the very framework of the world could end up changing.

There is a man who is shaping this country.

His name is Gengo.

This country is here because Gengo is, and Gengo is here because of the country.

It wouldn’t be an exaggeration to say this entire country only exists for the sake of Gengo.

‘Enchantment.’ That is the word that describes Gengo the most suitably.

Gengo may end up becoming an existence that will change the world.

I’m not sure if I don’t want it to change.

The living things called Shinobi don’t really have a saving grace to them, do they?

Because we endure, we are shinobi.

But is that really a good thing?

Hokage-sama.

No, Kakashi-san.

I don’t know who I am anymore…

Lifting his head from reading Sai’s letter, Shikamaru let out one small exhale

Kakashi was seated at his desk in front of him, his elbows leaning against the surface. He was wearing the hat that all Hokage’s must wear during official business or otherwise. It weighed down on his hair that had grown out in the last few years. Every part of his face that lay below his nose was hidden behind a mask as always.

Cradling his jaw with both hands, he was quietly watching Shikamaru’s reaction.

“What are you thinking?” He asked, with a very clear voice.

There was no one other than them inside the Hokage’s Office.

“I’m thinking…why would Sai send back a Beast Imitation, instead of returning himself?”

“That is indeed a thing to wonder.”

Letting go of his chin, Kakashi leaned back thoughtfully. Tilting his jaw to look up at the ceiling, he let out a louder and bigger sigh than Shikamaru had.

“And I’m thinking that, looking at the letter, it seems that all except Sai have fallen into the enemy’s hands and been killed, doesn’t it?”

“It does look like that.”

“Sai was leading a team made up of ten of Anbu’s most skilled members. I don’t think any of them could have made a foolish move that would expose themselves to the enemy. So it seems that the enemy is very skilled as well.”

“Yes…” Saying so, Kakashi began to slowly spin around in his chair. He spun around once, so Shikamaru was faced with the back of his chair, before slowly turning around again. Kakashi was the kind of man who kept his shoulders slouched in even the most serious of circumstances.

Normally, when a person was faced with this kind of a situation, their body would freeze up along with their thoughts. Kakashi was purposely making such seemingly carefree movement to stop his thoughts from freezing up. He had learned to always keep his body moving from his years as a capable Shinobi who saw so much shocking, bloody carnage.

Shikamaru was looking at Kakashi with an anxious expression on his face. He opened his mouth to speak.

“At the moment Sai realised he had lost all of his comrades, there’s only one course of action he could have picked.”

“Escape, right?” Kakashi said, still watching the ceiling.

“Yes.”

Kakashi gave a nod to Shikamaru’s immediate reply. Although he should have been directing his face to look at Shikamaru, he was still staring up at the ceiling.

“And yet he sent this kind of letter, instead of coming back to the village and reporting directly to you, Hokage-“

“How many times have I told you that just Kakashi-san is fine?” Kakashi said, finally turning to look at Shikamaru. “Since when have you gotten so stiff? It was nice when you used to have your shoulders slouched all the time.”

“I wasn’t going to stay a kid forever.”

“Even now, Naruto still acts ‘like a kid’.”

“Naruto’s Naruto.”

“Oh, I see…”

Somewhat of a sad look entered Kakashi’s eyes. He spread out Sai’s scroll on his desk, eyes going over it again.

Sai could transform his handwriting into an ink beast and send it to far away locations, where the ink beast would turn into handwriting again when it come into contact with a blank scroll. The hawk that Shikamaru had seen on the roof was the ink beast form of Sai’s handwriting he saw now.

“The situation is ‘far worse than I’d thought,’ huh…”

“It sounds like it’d be reasonable to say that the shinobi who went missing in action during the war, as well as those who’ve been disappearing lately, are all in that country.”

“That does seem to be what Sai’s confirmed.”

“The Country of Silence…”

The whole matter had been snowballing since two years ago.

Many lives had been claimed during the Fourth Shinobi World War started by Uchiha Madara and Uchiha Obito. Faced with the power of abominations outside the category of people, the shinobi of the Five Great Countries had gathered all their power and stood together. Finally, the person manipulating Madara, Ootsutsuki Kaguya, had been defeated and the war ended.

As every village entered into a period of peaceful recovery from the war, the details of figuring out who had been killed in battle and who was missing in action had turned into an urgent matter. The war had been a fierce battle that even ripped apart the continent’s terrain. If someone’s corpse could be found, it was considered a stroke of luck.

Compared to the number of shinobi that were concluded to have died in battle, the number of shinobi that were unaccounted for was far larger.

The Five Great Shinobi Countries had lost roughly 10,000 shinobi…

10,000 shinobi were the victims of the Fourth Shinobi World War.

Their enemies in the war could have wiped out the whole world. Many said it was a great stroke of fortune for them to have ended the war with ‘only this many lost’.

But that wasn’t how Shikamaru saw the matter.

Even one victim was one victim too many.

In the last war, he had his lost his friend Hyuuga Neji. Shikamaru didn’t think the pain of Neji’s loss was the only case out of ten thousand. A similar pain to losing Hyuuga Neji must have been felt for every other one of those victims.

In the death of only one person, there were emotions you couldn’t separate yourself from by simply by saying they were “just one sacrifice”.

It was for that reason…

It was for that reason that war couldn’t ever be allowed to break out again.

“I wonder just how many of those missing shinobi could’ve gone to the Country of Silence…” Kakashi muttered the same thoughts that were going through Shikamaru’s mind.

It was exactly as Kakashi said. Within all the shinobi who had been lost during the last war, there must have been a small amount who had survived but stayed out of reach.

The Shinobi Union’s Headquarters had been the first one to notice that.

Since it was Headquarters who handled all forms of requests for help and such, they were the first to notice any patterns. One such pattern had started to emerge about a year ago.

The requests for Shinobi dispatches had sharply decreased.

Since the Five Great Shinobi Coutries had decided to from a union, the Daimyo had had remarkably less fighting in the outer lands they ruled as well. Thus, it was a very natural thing for dangerous A-rank or B-rank mission requests to decrease.

However, the matter didn’t end there.

Even the relatively easy C-rank and D-rank mission requests had decreased in exactly the same way.

Shikamaru had heard of this matter relatively quickly, since he had a place at the Shinobi Union’s Headquarters as well. But it wasn’t like there was something they could do to solve the sudden decrease of missions. The Union had said it was a brief change brought along by the times, and closed the matter.

However, there was a man who said he could put an end to the problem of the declining missions, as well as one other problem that had popped up since the end of the war.

That man was Kakashi.

The other problem Kakashi was intent on solving: the cases of missing nin within the Five Great Shinobi Countries that had been going on for a year.

Since about a year ago, every village had been losing one Shinobi per month. That made 12 missing-nin for every village up to now. The Five Hidden Villages had had 60 shinobi disappear in total. Furthermore, they were all young, single, male Shinobi.

Abandoning your village was a grave crime. Of course, each village had sent people in pursuit of the deserters, but somehow, not a single one had been found.

“I probably did the wrong thing asking Sai to continue the investigation when he asked for back-up.” Kakashi said. “I should’ve pulled him out of the situation and gotten him mentally prepared before sending him to the Country of Silence.”

“Regretting it now isn’t going to change anything.”

“That’s true.”

Sai, who had been sent to investigate the cases of the missing-nin, had sent them notice of finding a lead about a month ago. Kakashi, who believed the increased missing-nin and the decrease of mission dispatches were related, had told Sai to continue the investigation with the anbu as back up.

The lead Sai had found was the Country of Silence.

The Country of Silence could be found in the far west of a continent that rivalled the Five Great Shinobi Countries as well as the countries surrounding them.

It was a country that had never made contact with any of the Shinobi Villages – or any other foreign country, for that matter. It was thus called ‘the Country of Silence’ by outsiders. The only details known about it was that it was a country with samurai who kept its citizens in line, and a Daimyou who ruled over the samurai. However, anything further than that was a complete mystery.

According to what Sai had relayed, it seemed that somehow Konoha’s missing-nin had run towards this country.

And those weren’t the least of their concerns. There was also the matter of the Konoha Shinobi who had gone missing in action during the war.

The Country of Silence was collecting shinobi who had gone missing in action as well as shinobi who had deserted the village…

For what reason?

Kakashi could see the reason as clearly as he could see the answer to the decrease of dispatches coming into the Shinobi Union.

“What do you think happened to Sai?” Kakashi asked.

“He’s alive.”

“Well, I agree with that.” The bottom of Kakashi’s mask moved as if he was smiling. “When you look at his obsessive sounding praise of this ‘Gengo’ he mentions in his letter…” Kakashi touched the fine, delicate handwriting on Sai’s message.

Seeing what he was thinking, Shikamaru kept speaking.

“It’s not something I want to believe, but we can’t discount the possibility that Sai’s been taken in by this man called Gengo.”

“Sai’s so pure, after all…”

“If Sai’s alive, we can’t just not save him.”

“That’s true…” Kakashi’s left scarred eye seemed to darken with despair.

Shikamaru could tell precisely what he was going to say without needing to hear it out loud.

This situation had a greater and more important matter than that of saving a comrade.

Shikamaru himself forced out the words.

“If the internal affairs of the Country of Silence are really as Sai’s reported, if the goings-on within are as you’ve guessed, then we have to take action immediately.”

“I know that.”

Shikamaru didn’t stop talking.

“It’s been two years since the war. All the villages have finally regained their stability, but the status of the country as a whole is still less than half as strong as it used to be.”

“We couldn’t possibly withstand another war.”

“Exactly.”

Letting out another huge sigh, Kakashi stood up from his chair. He stepped around his desk covered with scrolls and books and came to stand next to Shikamaru.

“It seems like you’ve come to the same conclusion that I have.” Kakashi said.

“Yes.”

“Then do you understand what I think of it?”

“You want to go and do it yourself, don’t you?”

Kakashi had a lot of experience from his youth spent in the anbu. He stood out amongst the anbu, whose specialty were shady missions, as a very capable soldier.

Shikamaru could see those thoughts on his face, and let out a sigh.

“Hokage-sama. I understand your feelings more than enough, but you must already know that what you want isn’t going to happen.”

“Heh. Your thoughts flash through your mind almost at the same speed as Minato-sensei’s jutsu, do you know that?”

Shikamaru simply gave Kakashi a long stare as an answer. Kakashi continued speaking in the face of Shikamaru’s silence.

“Anyway, going on what Sai said, the leading force behind that country is this man called Gengo.”

“Yes.”

“As long as we do something about him, then there won’t be any further problems.”

“That’s what I’m thinking as well.”

“Well then…”

Putting his hand at the middle of his back and giving a great stretch like an old man, Kakashi said, “Who do you think should be sent?”

“I’ll go.”

“Huh?” Kakashi’s eyes widened. “You’re Konoha’s representative. You have a lot of duties to the Union as well. There’s no need for you to go on an assassination mission at this time.”

Assassination…

Kakashi had finally put it into words. The thought that had been going through both of their heads was now out in the open.

If the Shinobi Union and the Country of Silence went to war, then the Union they’d spent so long maintaining would be disrupted, and possibly even rupture. Each nation was still exhausted despite all their recovery so far – there wasn’t a single person who wished for a war.

If Sai’s letter was to be trusted, then assassinating this ‘Gengo’ would be quickest and most effective way of stopping the Country of Silence from disrupting the world’s hard-attained peace.

“We have to keep the circle of people who know about this matter as small as possible.” Shikamaru said.

“But I’m telling you, for you to go is…”

“One of my comrades has been taken. Please allow me to go.”

Kakashi stopped talking when he saw Shikamaru’s determination.

As Kakashi said, there was no real need for Shikamaru to go. It would’ve been more proper to find another capable person and entrust the matter to them.

And yet, Shikamaru himself volunteered.

He himself didn’t understand why he did it.

But he just couldn’t stay still.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar